LINGKUNGAN EKSTRA SEL
A. FAKTOR-FAKTOR YANG EKSTRIM
a. Water activity (air tersedia, air untuk aktivitas)
Water activity artinya air yang tersedia atau air yang dapt di manfaatkan untuk
keperluan hidup, yang meliputi air untuk metabolisme, air untuk pertumbuhan dan
air untuk kepentingan reproduksi.
Dua factor yang mempengaruhi yaitu derajat air yang dapat diserap oleh
permukaan sel dan derajat air ysang dapat keluar dari sel. Dua factor ini harus
diatur sedemikian rupa sehingga keseimbangan air didalam sel agar tetap
terjaga, bila water activity terganggu maka kjehidupan sel akan terganggu pula.
Dua jenis lingkungan water activity rendah, yaitu pertama lingkungan kering,
dimana jumlah air sangat sedikit. Air hanya terikat pada partikel tanah
/bantuan, atau hanya terikat pada permukaan. Kedua lingkungan garam, air yang
mengandung garam, jadi water activty juga rendah, artinya air untyuk keperluan
untuk hidup sedikit.
b. Salinitas
Bila kadar garam naik, berati air yang tersedia menjadi berkurang. Pengruhnya
terhadap kehidupan umumnya dilihat sebagai penomena yang berkenaan dengan
tekanan osmotik, tetapi hal ini sebenarnya lebih cocok kalau dilihat sebgai
funbgsi dari water activity.
c. pH
pH berpengaruh terhadap struktur aktivitas enzim. Perubahan ini sebesar apapun
dilingkungan dapt berpengaruh tidak baik terhadap ,metabolisme. Berbagai
organisme dapat hidup diberbagai tempat dengan batas pH terendah yang juga
berbeda. Jenis-jenis fungi, bakteri dan alga tertentu dapat toleran terhadap pH
ekstrim rendah, sedangkan tumbuhan vaskuler pH rendah yang dapat ditolelir
adalah pH 3, dan ikan dapat hidup di air pada kisaran pH 4.
Karena ada hubungan yang erat antara pH dan struktur protein, maka oprganisme
yang hidup dilingkungan asam harus memiliki satu diantara dua perlengkapan
hidup berikut ini untuk menajdikan dirinya survive atau lestari. Pertama,
organisme itu harus mempunyai enzim yang dapat bekerja pada lingkungan sam
tersebut. Kedua, organisme itu harus memiliki kemampuan untuk memilihara
lingkungan internal sel tanpa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan ekstrasel.
d. Tekanan hidrostatik
Ini akan dialami oleh organisme yang hidup diair. Tiap kedalaman 10 m, tekanan
akan meningkat satu atmosfer. Beberapaorganisme dinamakan baro tolerant, kalau
organisme itu dapat tumbuh, berkembang dan bereproduksi pada lingkungan dengan
tekanan hidrostatik yang tinggi tersebut
e. Temperatur
Organisme yang hidup pada temperatur tinggi memiliki enzim termostbil, yang
umumnya tidak dimiliki oleh organisme lain. Umumnya organisme yang hanya dapat
bertahan pada salah satu faktor ekstrim saja, dan menjadi tidak tahan lagi
apbila dikenai beberapa fakto ekstrim
f. Faktor-faktor lain
Konsentrasi oksigen berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzimn bagi organisme
yang melakukan metabolisme. Beberapa organisme menjadi toleran bila ada oksigen
(aerobik), dan yang lain akan mengalami kematian bila ada oksigen
(anaerobatik).
Lingkungan air dalam umumnya nutrien atau makana terbatas jumlahnya, sehingga
organisme yang membutuhkan diet komplek akan mengalami kesukaran untuk memenuhi
kebutuhan makanan.
B. UDARA SEBAGI LINGKUNGAN EKSTRASELULER
Kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan udara bila dilihat hanya dari sisi
lingkungan, karena udara kan menyebabkan desikasi dan karena adanya radiasi.
a. Desikasi
Desikasi atau kekeringan dapat terjadi bila dehidrasi terjadi secara
berlebihan. Barangkali pengaruh yang paling membahayakan dari udara terhadap
sel adalah karena udara dapat menyebabkan sel kehilangan air sampai tahap
dimana metabolisme berhenti. Beberapa kiat organisme untuk mengatasi adanya
desikasi adalah sebagai berikut:
a. Adanya kontruksi dinding sel untuk mengurangi terjadinya evaporasi. Dinding
sel yang dihasilkan oleh mycobakterium tubercululosis ini dapat dianggap
sebagai struktur adaptasi yang menyebabkan ia survive dalam waktu nyang lama
hingga ia dapat berpindah dari orang satu kepada orang yang lain.
b. Dormansi. Pada bakteri pase ini dilalui dengan cara membentuk endospora.
Endospora dihasilkan memiliki dinding yang tbal dan komposisinya dibuat
sedemikian rupa yang menyebabkan DNA dan enzim-enzim tertentu dapat dalam
status dorman hingga saat tertentu.
c. Dengan membentuk kiste. Kiste yang terbentuk dinding tebal, yang
melindunginya dari pengaruh yang tidak menguntungkan pada keadaan kering dalam
waktu yang lama.
d. Sekresi material protektif anti desikasi
b. Radiasi
Cahaya matahari mengandung faktor sterilan berupa sinar ultra violet.
Celaskanya materi sel yang peka terhadap sinar ultra violet adalah asam inti.
Tergantung banyaknya sinar ultraviolet yang mendedah sel, pengaruh sinar
ultraviolet dapat bersipat mutagenik atau lethal. Efek merusak dari sinar ultra
violet adalah fotodimerissi basa nitrogen timin menjadi dimersiklobutan. Dengan
terbentuknya dimersiklobutan, maka nasa nitrogen timin tidak lagi tersedia,
sedangkan untuk replika DNA di butuhkan timin bebas. Akibatnya sudah jelas,
replika DNA tidak dapat berlangsung alias terhenti. Tampilan yang dapr diamati
seperti telah disebut sebelumnya yaitu mutagenik (menyebabkan mutasi) atau
lethal ( menyebabkan kematian) sel.
C. LINGKUNGAN AIR
Fungsi pertama air adalah memelihara lingkungan dimana nutrien dan intermedier
metabolik terlarut. Dalam bentuk ini ia berfungsi sebagai pengangkut bakteri
dari luar atau lingkungan kedalam sel, dan bertindak sebgai pengangkut enzim
dari satu tempat ketempat yang lain pada saat metabolik berlangsung. Kedua,
sebagai donor elektron dalam reaksi oksidasi reduksi. Reaksi-reaksi hidrolisis
selalu melibatkan air.
Fungsi air yang ketiga, adalah turut memlihara struktur membran sel. Molekul
ampipatik yang dimiliki olah fospolipod akan berinteraksi membentuk struktur
dwilapis hanya terjadi bila hanya ada air. Tanpa air tidak akan terbentuk
dwilapis membran.
a. Ait tawar
Ada dua cara yang dapat ditempuh oleh organisme uniseluler agar ia sukses atau
survive di air tawar. Pertama dengan membuat dinding sel yang membuatnya ia
dapat mengatasi masalh tekanan osmotik didalam selnya. Bakteri dan
cyanobakteria memiliki dinding sel yang dapat mempertahankan tekanan osmotik
diodalam selnya sehingga tetap berada pada tekanan 20-30 atmosfer, yang membuat
ia dapat survive pada air tawar seperti air danau, sungai, dan mungkin air
disterilisasi di laboratorium. Organisme eukariot yang jhuga padat hidup di air
tawar yaitu alga dan fungi.
Cara kedua untuk mengatasi rendahnya kadar garan dilingkungan air tawar adalah
dengan sistem pompa air, suatu organel pompa air pada sel-sel protozoa.
b. Air laut dan cairan tubuh
Jalan keluar untuk mengatasi tekanan osmotik adalah dengan cara memilih atau
menciptakan lingkungan yang mengandung garam dengan konsentarasi yang mendekati
konsentrasi cairan selnya ada dua lingkungan yang mengandung garam pertama air
laut, suatu lingkungan dengan kadar garam tinggi yang ada disekitar sel.
Lingkungan yangn kedua adalah darah dan cairan tubuh.
c. Tekanan hidrostatik
Umumnya tekanan hidrostatik akan mempengaruhi pada tiga hal yaitu:
1. Inaktivasi enzim
2. Menekan kecepatan reaksi fisiologik
3. Menekan pertumbuhan atau reproduksi
D. HIDUP PADA TEMPERATUR TINGGI
1. Batas atas temperatur
2. Enzim termostabil
3. Membran termostabil
4. Asam inti termostabil