Sabtu, 05 November 2016

Merajut Mimpi

Gubahan Y:

Bunyi lonceng tepat pukul 2 siang menandakan waktu pulangku dari sekolah, perkenalkan nama aku Azlan sekarang duduk dikelas 3 SMA. Aku tinggal bersama orang tua dan ke dua adikku, teriknya siang itu aku mengayuh sepeda bersama temanku Toro, dari sekolah menuju rumahku, rumahku berjarak sekitar 15 km dari sekolahku. Baju seragam putihku mulai basah akibat keringat yang keluar dari tubuhku. Toro merupakan tetanggaku dan dia teman bermain ku dari kecil, dia hanya tinggal bersama ibunya sewaktu dia masih berumur 2 tahun bapak pergi mencari kerja keluar negri dan sampai saat ini tidak ada kabarnya.
Krek..krek..aku membuka pintu pagar rumah dan memarkirkan sepedaku di bawah pohon mangga di depan rumahku.aku masuk kerumah “Assalamu’alaikum”  sahutku dari luar, “Waalaikumsalam” sahut ibuku, dirumah ada ibu dan adikku, hari ini ibu memasak makanan kesukaanku asam pedas. Tapi aku tidak langsung makan, aku biasanya mununggu ayahku pulang dari sekolah, aku terbiasa makan siang bersama keluargaku. Oh iya, Ayahku bekerja sebagai seorang guru di SMP dekat rumahku, aku sangat Hormat kepada Ayahku, beliau tidak hanya sebagai kepala keluarga kami, tetapi sebagai tauladan bagi aku.
Selepas makan siang aku pergi kerumah Toro, kami rencana hari ini mau ke danau memancing ikan. Desaku sangat banyak ikan air tawar dan sebagian masyarakat desaku  bekerja sebagai nelayan. Aku pergi kedanau bersama Toro naik sepedaku, ditengah perjalanan kami melihat segerombolan monyet yang merusak perkebunan warga, didesaku banyak monyet liar yang merusak kebun warga akibat habitatnya dirusak untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Kami pun menghalau monyet itu untuk keluar dari perkebunan warga. Ketika itu aku mendengar terikan “awww” aku melihat Toro terduduk sambil memegang kakinya yang mengelurkan banyak darah, ternyata kaki toro terkena paku  dijembatan kayu yang sudah rusak. Aku bergegas membawa toro ke Puskesmas dan kegiatan memancingpun batal kami lakukan.

Keesokan harinya aku berangkat sendiri kesekolah mendayung sepedaku, hari ini Toro tidak masuk sekolah dikarenakan masih sakit akibat kakinya yang terkena paku semalam. Pagi ini cuaca agak mendung, nampaknya akan turun hujan. “treek” apa yang aku takutkan akhirnya muncul rantai sepedaku putus ditengah jalan, dan jarak kesekolahku tinggal 5 km lagi, sedangkan sebentar lagi lonceng masuk akan berbunyi. Akupun berlari menderet sepedaku dan rintik-rintik hujanpun mulai turun. Akupun akhirnya sampai disekolah dengan pakaian setengah basah, dan teman-temankuku sudah masuk kelas 5 menit yang lalu, aku menghadap guru piket, kebetulan guru piket yang bertugas pada hari itu adalah pak sarno yang terkenal garang dan disiplin, semua siswa takut kepadanya. “Assalamualaikum pak, ma,,,af pak, saya hari ini datang terlambat” begitu ungkapku. Beliau memandangku dengan tatapan dengan bola mata yang besar sambil memegang kumisnya yang tebal “kenapa kamu bisa telambat”..........................................................bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar